TVTOGEL — Pemerintah kembali mempercepat langkah untuk menghadirkan dimethyl ether (DME) sebagai alternatif LPG di Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa proyek gasifikasi batu bara menjadi DME saat ini sedang memasuki tahap persiapan teknologi dan pemilihan mitra.
Bahlil menjelaskan bahwa Indonesia masih membutuhkan dukungan teknologi dari negara lain untuk memastikan proyek hilirisasi ini berjalan optimal. Karena itu, pemerintah membuka peluang penggunaan teknologi dari China, Amerika Serikat, dan sejumlah negara di Eropa. Sementara itu, penentuan perusahaan mitra yang akan memimpin proyek akan menjadi tanggung jawab Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Menurut Bahlil, tahapan uji kelayakan atau feasibility study (FS) tengah berlangsung dan ditargetkan selesai pada Desember 2025. Setelah FS rampung, pemerintah dapat mulai menetapkan lokasi pembangunan fasilitas berdasarkan ketersediaan cadangan batu bara sebagai bahan baku utama.
Dalam rapat terbatas bersama Presiden, Bahlil menyampaikan bahwa tenggat waktu penyelesaian FS diberikan hingga awal Desember. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, konstruksi proyek diproyeksikan dapat dimulai pada tahun 2026.
China, Eropa, dan Korea Selatan Jadi Kandidat Teknologi
Pemerintah masih menyeleksi teknologi yang paling sesuai untuk pengembangan DME di Indonesia. Selain China dan sejumlah negara Eropa, Korea Selatan juga masuk dalam daftar negara yang menawarkan teknologi gasifikasi batu bara.
Bahlil menyebutkan bahwa pemerintah saat ini tengah menimbang dua opsi utama. Pertama, penggunaan teknologi dari China yang sudah lebih dulu berpengalaman dalam proyek serupa. Kedua, kombinasi teknologi Eropa dan Korea Selatan yang dianggap memiliki pendekatan berbeda dan patut dipertimbangkan lebih lanjut. Finalisasi keputusan akan diambil setelah uji FS selesai.
Infrastruktur dan Pasokan Batu Bara Dinilai Aman
Bahlil memastikan bahwa aspek infrastruktur penunjang hilirisasi DME berada dalam kondisi siap. Pasokan batu bara juga tidak menjadi kendala karena Indonesia memiliki cadangan batu bara berkalori rendah yang cukup melimpah untuk kebutuhan produksi DME.
Ia menambahkan bahwa efisiensi teknologi terus berkembang, sehingga proses pengolahan batu bara menjadi DME diperkirakan akan semakin hemat biaya dan lebih stabil. Inovasi yang berlangsung dalam beberapa tahun terakhir membuat proyek ini dinilai semakin layak untuk dijalankan secara komersial.