Slot Deposit Dana — Perayaan Natal 2025 memberikan kabar baik bagi ribuan warga binaan yang beragama Kristen dan Katolik. Pemerintah melalui Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia memberikan remisi serta pengurangan masa pidana khusus kepada total 16.078 orang.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Agus Andrianto, menjelaskan bahwa remisi khusus Natal diberikan kepada 15.927 narapidana. Sementara itu, sebanyak 151 anak binaan memperoleh pengurangan masa pidana khusus. Dari jumlah tersebut, 174 narapidana dinyatakan bebas langsung dan dapat segera kembali ke keluarga mereka.
Lebih Dari Sekadar Pengurangan Hukuman
Agus menegaskan bahwa pemberian remisi ini bukan semata-mata pemotongan masa tahanan. “Ini merupakan bentuk apresiasi atas prestasi, dedikasi, dan kedisiplinan dalam mengikuti pembinaan,” ujarnya dalam keterangan resmi pada Rabu, 24 Desember 2025.
Kebijakan ini disebut sebagai instrumen pembinaan yang bertujuan mendorong perilaku lebih baik, memperkuat motivasi, serta mempersiapkan Warga Binaan agar siap kembali dan berperan positif di tengah masyarakat.
Penilaian Berbasis Perilaku dan Partisipasi
Pemberian remisi dilaksanakan di seluruh lembaga pemasyarakatan dan lembaga pembinaan khusus anak di Indonesia. Proses penilaiannya mencakup dua aspek utama: perilaku selama menjalani masa pidana dan keaktifan dalam mengikuti berbagai program pembinaan yang telah disiapkan oleh petugas.
Dasar dari pola pembinaan ini adalah prinsip kemanusiaan. Negara menjamin hak-hak warga binaan, termasuk yang beragama Kristen dan Katolik, tanpa memandang latar belakang apapun.
Wujud Kehadiran Negara dalam Pemulihan
“Kebijakan Remisi dan Pengurangan Masa Pidana ini merupakan wujud nyata kehadiran negara dalam menjamin hak Warga Binaan,” jelas Agus Andrianto. Ia menambahkan bahwa kebijakan ini adalah bagian integral dari sistem pembinaan yang berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan dan proses pemulihan, menyiapkan individu untuk reintegrasi sosial yang sukses.
